Mandiri Makan Sendiri

Jumat, Oktober 05, 2018

Tepat dua bulan lalu saya menulis tentang "Kelepasan Proses Makan Baim". Saya bercerita bagaimana Baim hanya menelan makanan-makanan nya tanpa mengunyah.

Di foto terlihat Baim memakan apapun sendiri. Proses inilah yang melatih dia mandiri (makan sendiri). Alhasil, lebaran kemarin banyak yang heran. "Anak kecil, bisa makan sendiri?"

Bagaimana perasaan kalian melihat ini? Positif atau negatif? Sebenarnya tergantung persepsi masing-masing. "Ih, tercecer semua makanan sampai mana manaa". Atau, "Eeeh, itu bahaya tusuk sate nya". Atau malah, "Ngeri bangeeet, nanti kalau tersedak bagaimana? Cuek banget, emaknya kemana". Itu yang negatif.

Kalau saya menyikapinya positif saja. Tercecer, bisa dibersihkan. Bahaya tusuk sate bisa ditumpulkan (patahkan bagian ujungnya) dan tetap diawasi ketika makan sate. Tersedak, itu mungkin karena tidak pernah dilatih makan makanan kasar. Cuek? Ini proses mendidik anak pertama, laki-laki pula. Semua laki-laki adalah pemimpin (minimal pemimpin keluarganya). Calon pemimpin harus bisa mandiri. Semua kalau tidak dilatih/diasah, tidak akan bisa datang sendiri keahliannya. PR saya pun sekarang adalah melatihnya mengunyah dengan cara yg benar. Saya sedih, melihat dia sering tersedak karena tergesa menelan makanan sebelum benar-benar lumat. Mungkin, dia masih sering makan yang lumat-lumat ketika disuapin (jujur, sampai sekarang saya kadang masih bejek-bejek lauk Baim pakai sendok kalau lagi nggak sabar).

Nggak sabar ngeliatnya lama mengunyah, kapan selesai makan nya? Keburu dingin. Bejek-bejek aja semuanya yang kasar-kasar. Atau yang paling parah dari itu "Gendong aja lah, ga sabar banget lihat makan nya lama, belum lagi kalau nggak mau". Hei, sejak kapan Rasulullah ngajarin makan sambil jalan-jalan 😭.

Mendidik itu ternyata seni kesabaran. Lha, kalau kita nggak sabar melihat rumah kotor, nggak sabar nungguin anak makan. Kapan mereka bisa makan sendiri dengan aman? Rasanya setelah ini kepingin minta maaf sama Aim dan bilang, umik sabar menunggu Aim mengunyah dengan benar. Titip doa ya, supaya Baim pintar mengunyah.

(Ditulis setelah dia makan apel kukus sambil jalan-jalan kesana kemari dan tersedak, sampai mengeluarkan air mata, nafas sudah tersengal-sengal, untung dia berlari ke arah umiknya, kemudian saya membantunya agar bisa muntah.)

*kelepasan proses makan Aim, semoga nggak kelepasan toilet training.

Ps: Hari ini saya sabar menunggu Baim memakan buah pir dan bakso kesukaannya. Semoga dia segera bisa mengunyah dengan sempurna. Klik latihan Baim hari ini. Setelah itu, selama 4 hari ke depan Baim akan tetap latihan makan sendiri. Jika telah teruji konsistensinya, maka Baim akan berlatih berbicara ketika menginginkan sesuatu. Tidak teriak-teriak ataupun menangis.

#Day1
#GameLevel2
#MelatihKemandirian
#Tantangan10Hari
#KuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional

Kecantikan hakiki adalah kecantikan abadi yang tak pernah berubah, tak pernah mati dan tak pernah lekang termakan zaman ataupun waktu. Kecantikan yang terpancar dari kesantunan, kelembutan, keramahan, kerendahan hati, ketaatan serta kecintaan pada Rabb dan Rasulnya. Seperti kecantikan sejati yang terpancar lewat kecerdasan Aisyah ra., kebijaksanaan Khadijah ra., ketaatan Fatimah Az Zahra, ketabahan Siti Hajar dan keimanan Siti Masyitah.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

bismillah EmoticonEmoticon