Judulnya, Ayahku (Bukan) Pembohong

Judulnya, Ayahku (Bukan) Pembohong

Senin, Desember 20, 2010 3
Ahad siang menjelang sore, saya dan 2 orang teman sedang berada di salah satu gedung Universitas Islam milik pemerintah di kota Malang. Disana sedang berlangsung acara wajib sebuah penerbit, untuk mengangkat anggota barunya. Dimulai dari pembicaraan kosong kami bertiga saat ishoma. Selesai mengambil wudhu, sholat berjamaah, dan setelah itu akan bersegera melangkahkan kaki menuju tempat acara yang kira-kira sudah 4 jam berada di situ, sebelum balik (masih didepan masjid yang megah kutemui surat Al-Alaq di kubah dalamnya).
Ayoklah segera balik, apalah itu yang diobrolin euy? ayo2 capcus seruku (berlagak, padahal mereka dengan setia didepan masjid menungguku yang notabene lelet kek sipud neh hingga selesai sholat, hoho).

Usut punya usut ternyata mereka sedang ngobrolin SMS lucu, ada yang apalah itu pake kata2 seperti ini smsnya:
"nih bacaa ayo tebak, temanku itu temannya teman temanku, temannya temannya itu punya teman temannya temanku,bla-bla-bla..nah,temannya itu sebenarnya temannya siapa hayo?", ada lagi ini coba baca "orang gali kuburnya tukang maksiat yang berkali2 mendengar adzan didalamnya, eh ternyata radio tukang gali kubur tertinggal didalamnya..", waduh apa sih teman2 ini ada-ada saja gak penting banget deh.. jadi gak nyambung kan tuh ceritanya!

"eh,ukhtiii........tau nggak tere-liye mo ada nerbitin buku baru lagi.",(mengalih bab pembicaraan).
ohya? jawabku senang. "iya, serial anak-anak mamak aja belum habis kubaca dah mau terbit lagi april nanti..dan apa kau tahu ukhti judulnya? judulnya: Ayahku dalam kurung BUKAN seorang Pembohong." ujarnya. teman disampingku satunya oh, so sweat...haduh kami bertiga menjadi melow campur aduk.
Sentak hatiku bergetar, mataku berkaca-kaca meningat sosok nan jauh disana. SubhanALLAH. sehebat inikah penulis yang memang hebat itu langsung menyentuh hanya lewat judul novel saja. Allahurobbi..
Ingatanku pun melayang . Ayahku dengan segala kebaikan, kesabaran, dan kebijaksanaannya.
Teringat pada peristiwa kurang lebih 8 tahun yang lalu, 8 tahun lalu yang sekarang kusesali mengapa aku tak menuruti maunya ayah dulu. Yaa Robbi.. .
diacara itupun jadi berkecamuk pikiran-pikiran yang aneh-aneh padahal acara masih berlangsung, sedikit tak konsen jadi terlamun sedaya mengingatnya.

Ayah, ayah, dan ayah,
lagi-lagi dan lagi ayah..
terlalu sensitif hatiku untuk sosok yang sederhana namun luar biasa itu.
JUJUR dan POLOS, polos namun TAHU, polos namun MENGERTI.
ayah..............kapan-kapan ajarin angon kambing ya, masa' hanya dek fadhi aja.......
ayah, terimakasih atas pemaksaan kursus mengemudi 3,5 tahun yang lalu (skrg sadar apa manfaatnya)..
ayah, becaknya buat angkut zakat ma kambing waktu hari raya aja ya.. (hal terunik yang pernah dilakukan ayah, beli becak)
Yaa Gusti, beliau banyak mengajariku kesederhanaan dan arti sebuah kejujuran.
hanya saja hamba yang tak teratur oleh ini semua, Astaghfirullah.

Perempuan Tua itu...

Sabtu, Desember 18, 2010 0
hari ini berangkat jalan kaki ke kampus pukul 7.30
tas ransel di punggung,
seperti biasanya menenteng file folder berwarna hijau 
berisi berkas2 tugas yang wajib dibawa.
juga seperti biasanya, 
melewati gang2 sempit pemukiman penduduk.
sudah tak asing lagi memang jika selalu ada "penagih jatah,pembersih harta" bertebaran di lingkungan kampus.
yang rutin aku lihat bahkan sudah menjadi langganan hingga tak ganjal lagi dengan keberadaannya 
adalah wajah cantik yang sudah mengeriput itu..
yang selalu bersila disamping kampus menadah receh menagih jatahnya.
setiap hari saat berangkat ke kampus pagi2, aku selalu melihatnya, sesekali berhenti sebentar,
tapi berkali-kali selalu berlalu melewatinya begitu saja, hanya melempar sedikit senyuman dan lirikan
saat terburu masuk kuliah,astaghfirullah..

hari ini yang membuat aku tertegun dan nelangsa,
tiba-tiba wajah itu tersipu malu ketika aku tak sengaja melihatnya,
memang aku melihatnya ketika ia menelan nasi jatah sarapan yang entah siapa memberi atau bahkan membeli sendiri.
baru pertama kali aku melihatnya sarapan ditempat.
ketika aku melempar pandangan kepadanya,
tiba-tiba wajah tua yang sayu nan teduh itu langsung menunduk malu kearah nasi yg ia makan..
Ya Allah, ibu itu...

sudahkah kita bersyukur hari ini atas nasib yang jauh labih baik dari perempuan tua itu..
sudahkah kita menyucikan apa-apa yang menjadi milik kita hari ini..
jika untuk membeli barang kesukaan saja berani mengeluarkan ratusan ribu,
mengapa tidak untuk mereka,
mereka ada karena mereka peduli dan tahu bahwa mereka akan membersihkan harta kita..
siapa yang bisa menjamin, bahwa apa-apa yang kita miliki itu sudah bersih..
ingat saudaraku, ada hak didalamnya untuk mereka.


Teruslah Berbuat Baik

Kamis, Desember 16, 2010 0
"teruslah berbuat baik walau tak ada yang membalasnya."
tak asing lagi memang kata-kata itu.
benar adanya,
lebih baik berjiwa baik dan berbuat baik, daripada berpangku tangan
hanya melihat kebaikan didepan mata dan dibiarkan berlalu begitu saja tanpa meneladaninya?
hanya merasa iri dengan kebaikan perbuatan baik oranglain?
ketahuilah, semua itu tidak akan membuat kita lebih baik.
sebenarnya, nurani kebaikan selalu ada dalam hati kita,
coba tes saja itu hatinya,
masihkah merasa iri dengan kebaikan oranglain?
masihkah merasa malu setelah kita berbuat sesuatu yang tidak baik?
saya pastikan jawabannya adalah masih.
jangan biarkan fitrah baik dari diri kita terenggut begitu saja dengan hal-hal kecil yang tidak baik.
hai jiwa2 yang baik, para kecintaan Allah, mari berbuat baik dan berbaik sangka,
tanpa harus berburuk sangka atas kebaikan orang lain.
ingat, yang baik itu baik, yang haq tetap haq.
semua hanyalah masalah prasangka, jika prasangka kita baik, insya Allah seluruhnya akan baik.
teruslah memberi, memberi kebaikan dan energi-energi positif lainnya.

hari gini buruk sangka? apa kata akhirat? *bukaniklanpemerintah