Tak Ada TV, Modem pun jadi

Kamis, November 11, 2010 3
Satu tahun lebih tak terasa mlalang buana di kota orang...
ada yang beda, memang tak terlalu vital tapi pengaruh juga tentang pengetahuan saya di dunia TV.
ya, TV yang dulu ada di depan kamar saat di rumah, PC yang dulu selalu online, sekarang.. kontrakan tempat merantau saya di kota apel ini.. tak ada TV. dan hasilnya yang saya tahu 1 tahun terakhir ini hanyalah semua yang berbau 'statistika'. mendadak jadi orang kikuk jika ditanya berita-berita TV apapun itu. mulai dari kasus bibit-chandra, gayus tambunan yang msh berbau hingga sekarang sampai kabar bencana akhir-akhir ini pun semuanya jadi gak nyambung kagak tau lebih dalam, hanya sekedar tahuu gitu tok. bahasa anak mudanya 'gak ngaruh'. obama datang pun.. hu..ya biarin selama pasukan israel tidak diusir dari palestina, saya gak mau ketemu obama! maaf mister presiden, mister saya tolak (hehe,PD amat). yang ngaruh satu tahun terakhir ini hanyalah perpustakaan, sekretariat, kelompokan, tugas, presentasi, responsi, Quiz, UTS, UAS, begitu seterusnya.
Segera tersadar akan keadaan ini,
Jurus-jurus pun dikeluarkan untuk merayu Sang Ayah agar menyetujui proposal kedua yang diajukan putrinya ini setelah proposal sepeda pancal untuk berjuang setengah tahun yang lalu. senyum lebih lebar setelah sekian lama, akhirnya proposal disetujui. Asyiik..tak perlulaaah aku,keliling duniaaa.
Berhubung tak ada TV (tak terlalu pengaruh sih sebenarnya karena juga gak suka nonton tivi sebelumnya, apalagi sinetron, no sinetron) kalo dipikir2 jika berita di koran, tak ada waktu juga untuk bersantai-santai ria baca koran. berbeda dengan TV yg bisa 'disambi' beraktifitas apapun, kalo baca koran.. boro-boro punya waktu, makan aja buru-buru. Akhirnya muncul 'good idea' beliii modem, pertimbangan pertama untuk kebutuhan tugas2, kedua ya pengganti TV itu tadi biar gak kikuk hehe, dan juga msh bnyk hal positif lainnya yg bisa dilakukan termasuk berbagi ilmu....
modem pun sudah ditangan, alhamduuu....LILLAH :))
Dari pengalaman beli modem yang harus bolak-balik ke toko elektronik, saya ada sedikit tips ni buat yang mau beli modem, lebih baik GSM atau CDMA ya..
1. Pastikan counter pembelian modem ada garansi kembali untuk penyocokan modem dengan komputer agar jika tak cocok modem bisa ditukar. adakalanya ketika kita beli CDMA ternyata lepinya tak mau dikasih CDMA maunya yang GSM, selain itu juga jika nanti ada masalah signal? nah kalo gitu kan masih aman, bisa tukar, ada jaminan kendala gituu..
2. Memilih CDMA atau GSM, seperti yang saya bilang sebelumnya kalo masalah ini penyocokan dengan komputer! selain itu penyocokan juga dengan kantong baju (hehehe). GSM dan CDMA dua-duanya sama2 punya kelebihan, GSM sinyal kuat ada paket unlimitednya juga kalo CDMA ada kuota perharinya sangat ekonomis untuk mahasiswa.
3. Memilih Operating System. disini letak pintar2 memilih. kalo bahasa iklannya.. apapun modemnya signalnya punya...*tiiiit*. ya intinya yang signalnya kuat juga murah deh, kalo GSM pakailah yang ada paket ekonomis perbulan, kalo CDMA berhubung ada paketan harian jadi kita tinggal mempertimbangkan kekuatan signal.
4. kesesuaian kecepatan modem dengan komputer. jika modem cepat tapi lepinya lelet,atau sebaliknya.. itu mah sama aja atuh. jadi jika beli modem yang memper ya sama komputer/laptopnya. seimbang, lebih baik.

Can Forgive but Not Forget

Kamis, November 04, 2010 0
“Dulu ada seorang anak kecil yang pemarah. Suatu ketika ayahnya memberikan sekantong paku dan mengatakan kepadanya bahwa setiap kali dia kehilangan kesabarannya, dia harus palu paku ke belakang pagar.
Hari pertama anak itu menancapkan 37 paku ke pagar. Selama beberapa minggu berikutnya, ketika ia belajar untuk mengendalikan kemarahannya, jumlah paku dipalu sehari-hari berangsur-angsur menyusut turun. Dia mendapati bahwa lebih mudah menahan amarahnya daripada susah payah untuk memalu paku ke pagar…Akhirnya hari itu datang ketika anak itu tidak kehilangan kesabaran sama sekali. Dia bercerita kepada ayahnya tentang hal itu dan ayah menyarankan agar anaknya sekarang mengeluarkan satu paku untuk setiap hari bahwa ia mampu menahan amarahnya. Hari-hari berlalu dan anak laki-laki muda itu akhirnya bisa memberitahu ayahnya bahwa semua paku sudah lenyap.
Sang ayah mengajak putranya  dan menuntunnya ke pagar. Dia berkata, “Kau telah melakukan dengan baik, anakku, tapi lihatlah lubang-lubang di pagar. Tetap ada dan tidak akan pernah sama lagi seperti semula.”
Ketika kita mengatakan sesuatu yang menyakitkan dalam kemarahan, mereka meninggalkan bekas luka seperti yang satu ini. Ibaratnya kita dapat menempatkan sebuah pisau dalam diri seseorang dan menariknya keluar. Tidak peduli berapa kali minta maaf, luka itu masih ada. Sebuah luka verbal seburuk fisik.”(dikutip dari "kisah dari negeri sebrang").

Astaghfirullah. . . begitu besar dampak dari marah, selain menimbulkan prasangka juga akan membuat lubang, sebuah luka verbal, saudaraku...mengapakah marah jadi pilihan jikalau kesabaran adalah lebih utama...
kata-kata yang baik dan benar akan meyejukkan hati. Ini jauh lebih baik dari kata-kata yang kita keluarkan disaat 'marah'. diamlah jika kita marah, diam dengan syarat yaitu diam yang menyelesaikan. jgn keluarkan kata sedikitpun, menahan itu semua adalah kesabaran.

Abud-Darda’ berkata, “Sportiflah [bersikap adillah] terhadap dua telingamu daripada mulutmu karena engkau diberi dua telinga dan satu mulut, agar engkau lebih banyak mendengar daripada berbicara.” Luqman Al-Hakim juga berkata tentang masalah diam ini, “Diam itu hikmah, namun sedikit orang yang melakukannya.”


Falyaqul khairan auliyasmut, berkatalah yang baik, benar, atau diam. Allahu'alam bishowab. 

Rasulullah bersabda “Siapa yang menjamin bagiku apa yang di antara dua tulang dagunya (lidah/mulut) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan), maka aku menjamin baginya surga.” (HR. Al-Bukhori, At-Tirmidzy dan Ahmad).