Maaf, Doa, dan Sabar

Maaf, Doa, dan Sabar

Jumat, Mei 20, 2011 1
Seorang ibu yang sedang memasak di dapur sedikit terkaget dengan kedatangan putrinya yang menangis kecil.
“Bunda,  apakah membuat teman menangis itu dosa? “ Tanya gadis kecil itu.
Ibu hanya tersenyum, mematikan kompor, mendekati, dan membisikkan sesuatu kepada putrinya itu.
“Cantik, ingin maaf dari Allah?”
“Iya Bunda.”
“Pergilah Nak, segera minta maaf dengan temanmu, Allah akan memaafkan setelah kamu minta maaf padanya.” Jawab bunda tegas.
“Bunda sayang, aku sudah minta maaf kepada Aisyah tapi ia masih tetap menangis. ”
“Benarkah itu?” Tanya bunda memastikan.
“Benar. Lihatlah Bunda, sampai aku ikut menangis.”
Bunda tetap tersenyum, memeluk dan membesarkan hatinya.
“Berdoalah sayang, agar Ia tak menangis lagi, minta sama Allah agar temanmu kembali tersenyum.”
Ia melepas pelukan bundanya dan melangkah gontai menuju kamar untuk berdoa.
Bunda berteriak kecil..
“Terus berdoa sayaang, Insya Allah esok pagi Aisyah memanggil, mengajak berangkat bersama ke sekolah. Percaya sama Bunda.”
Keesokan harinya,
“Bunda berbohong, mana Aisyah tak kesini.”
“Sabar ya sayang, ini kan shubuh, ayuk ambil wudhu, sudah ditunggu Abah.”
Setelah mandi,
“Bunda, mana Aisyah? ”
“ Sabar sayang, mungkin Aisyah juga baru selesai mandi sepertimu.” Jawab bunda sedikit tak peduli.
Setelah sarapan,
“Aisyah mana Bunda? Apakah Ia belum memaafkanku.” Ungkapnya dengan berkaca-kaca.
“Mungkin sedang berjalan kesini, bersabarlah. Segera pakai kaos kakimu.”
Bunda beranjak membersihkan meja makan, kemudian pergi ke dapur.

“Syifaa-Syifaa, ayuk berangkat sekolah.” Teriak suara kecil dari luar.
Syifa bergegas dengan mata yang berbinar-binar.
Bunda akhirnya lega mendengar panggilan Aisyah itu, Alhamdulillah.
“Bunda, Syifa berangkat, Assalamu’alaikum.” Teriak Syifa sambil berlari keluar menemui Aisyah.
“Wa’alikumsalam wr wb. Hati2 Nak.” Jawab bunda.