Tronton Raksasa

Jumat, Maret 29, 2013 0


Teringat saat ayah memaksaku untuk kursus mengemudi mobil. Tiga bulan lamanya aku kursus agar bisa nyetir mobil. Awalnya aku tidak setuju dengan paksaan ayah yang menuntutku harus bisa mengemudi mobil. Seorang wanita tidaklah wajib mengemudi mobil, pikirku. Namun apalah daya, aku hanyalah seorang anak yang harus mematuhi ayah tercinta.
Alasan ayah yang membuatku tak berdaya untuk menolak.
“Sunnah Rasulullah menyuruh mengajari anak-anaknya untuk berkuda. Di jaman Rasulullah memang menggunakan kuda, namun di  jaman kita sudah gak jaman kuda, adanya mobil. Berkuda dalam arti luas berarti bisa menunggang kendaraan yang membantu perjalanan jarak jauh. Nah, bisa juga nanti menggantikan ayah nyopir di saat mudik. Biar kalau ayah capek ada yang ganti. Atau jika Ayah sudah tidak ada, kalian (kamu, mama, dan adik-adik) bisa Ayah lepas dan tetap berpergian dengan aman menggunakan mobil.”
Menurut ayah di dalam mobil lebih aman jika harus ke mana-mana dengan jarak yang jauh.
Ketika itu barusan lulus dari kursus mengemudi awal tahun 2008. Langsung di uji deh tuh saya sama ayah. Waktu pergi ke pengajian ahad pagi. Pergi dari rumah ke tempat pengajian bersama ayah. Masih sedikit amatir, dredeg-dredeg gimana gitu rasanya jantungku, tapi harus berani. Dan akhirnya terbukti sampai ke parkiran, xixixi. Dan pulangnya dari ahad pagi, coba bayangkan. Di tengah keramaian jamaah yang bubar dari pengajian seumbruk-umbruk itu. Aku dipaksa ayah ngeluarin mobil dari parkiran dengan pagar yang pas-pasan dan lalu lalang kendaraan yang crowded, huhuhu. Ayaaaaaaahkuuu tegaa benaar. Tapi paksaan ini akhirnya membuahkan hasil, aku bisa pulang dengan selamat. Subhanaallah, Alhamdulillah, Allahuakbar!! *Ndesit
Ada lagi yang paling menegangkan di antara kedua kejadian itu. Pergi ke Gresik. Sesampainya di jalan
terabasan tiba-tiba ayah berhenti. Tepatnya di jalanan terabasan daerah Krian. Di situ ada yang namanya

Kisah tentang Persahabatan

Kamis, Maret 14, 2013 2
Saya suka cerita yang versi ini :)
Ini cerita tentang seorang anak manusia yang mencari kebenaran. Jauh lebih dari itu, menurutku ini cerita tentang persahabatan seorang anak manusia dengan panggilan Pie dan seekor harimau bernama Richard Parker. Persahabatan yang terjadi di atas perahu penyelamatan sekoci. Kisah Pi yang bertahan hidup cukup lama di tengah lautan samudera pasifik bersama sahabatnya yang buas
 
"...Richard Parker membawa hubungan kami sampai akhir. Tetapi dia menerobos masuk ke dalam hutan begitu saja. Dan kemudian dia, sahabatku yang buas mengerikan, yang membuat aku bertahan hidup, menghilang selamanya dari kehidupanku.
Setelah beberapa jam, orang-orang menemukanku, mereka membawaku pergi untuk menyelamatkanku. Dan aku menangis seperti anak kecil. Bukan karena aku mati-matian berusaha untuk bertahan, meskipun itu benar terjadi. Aku menangis karena Richard Parker meninggalkanku, hatiku hancur.
Ayahku benar, Richard Parker tak pernah melihatku sebagai temannya. Setelah semua yang telah kita lalui. Bahkan, waktu sampai di pinggir pantai itu, ia tak menoleh ke belakang. Tapi aku percaya, ada sesuatu yang lebih di dalam matanya, lebih dari refleksiku sendiri, menatap ke arahku. Aku tahu itu, aku merasakannya. Bahkan ketika aku tidak bisa membuktikannya.
Aku sudah begitu banyak kehilangan, keluargaku, kebun binatang, India, Anandi... Aku kira India dan seluruh kehidupan harus dilepaskan, tapi begitu menyakitkan jika tak sempat mengucapkan kata perpisahan.
Aku tak sempat berterima kasih kepada ayahku, untuk semua yang aku tahu dari dia. Untuk mengatakan bahwa tanpa pelajaran darinya aku tak akan pernah selamat.
Aku tahu, Richard Parker adalah harimau, tapi aku berharap aku bisa mengatakan: Sudah berakhir, kita selamat, terima kasih telah menyelamatkan hidupku. Aku menyayangimu, Richard Parker. Kau akan selalu bersamaku. Tapi aku tak bisa bersamamu."
 
Cerita yang luar biasa dalam sejarah kelautan. Keberanian dan ketekunan. Sangat sedikit yang percaya bahwa ia dapat bertahan hidup begitu lama di laut. Tak ada teman, hanya harimau benggala dewasa. .

Satu hikmah film ini untukku: I'll survive, wherever.

#LIFE of PIE, recommended.