Kerudung Jilbab Pelangiku

Jumat, April 05, 2013
Sebelum pulkam, aktifitas kulakan jilbab ataupun baju-baju pesanan sahabat-sahabat perempuan, para murobbiah, bulik-bulik, ibu guru, teman-teman ibuku, ibu-ibu tetangga rumah, dan semua perempuan terdekatku, agaknya sudah menjadi kebiasaan dua tahun terakhir di rantau. Kagak tau kenapa mereka lebih senang pesan jilbab dan baju di tempat yang jauh-jauh daripada mencari sendiri di tempat terdekat. Bela-belain transfer uang juga subhana Allah, luar biasa. Sebenarnya banyak alasan dari mereka. Ada yang alasannya karena bahan kain kerudungnya beda dan seneng modelnya karena ada yang lebar-lebar pake banget. Ada yang senang penampilan gaul dan alasannya karena baju model kodok jarang ada di Ponorogo. Tak sedikit dari mereka bilang karena tertarik apa yang aku kenakan. Intinya, aku senang jika ide dan gayaku bisa menginspirasi orang lain. Ya, karena mereka lah aku jadi senang bisnis kecil-kecilan dalam rangka membantu mendistribusikan barang dari Malang ke Ponorogo. Sistemnya sederhana sekali, mereka butuh dan aku bersedia, he he he. Aku senang jika melihat mereka senang dengan barang-barang yang kubawa. Semua ini sebagai selingan saja untuk menyalurkan hobi. Bukan pekerjaan utamaku, hanya dalam rangka senang membantu orang lain, tidak lebih. Berbagi kesenangan dengan orang lain. Aku senang melihat mereka lebih senang dariku.
Sore itu ada janji sama mbak kost untuk beli jilbab pelangi di Tanah Abang Malang, lumayan jauh dari kostan kami. Ternyata jilbab pelangi segiempat stok habis dan akan datang dalam waktu yang masih lama, kata penjaga Toko Tanah Abang. Pupuslah sudah untuk memiliki jilbab pelangi yang selama ini kuidam-idamkan. Sebenarnya sudah punya sejenis jilbab pelangi dari Bandung yang kudapatkan dari Malang Islamic Book Fair bulan lalu. Namun motifnya lebih kearah sembur menurutku. Tiba-tiba mbak kost mengingat satu tempat lagi yang menyediakan jilbab pelangi di Malang. Tempatnya tak jauh dari kostan kami. Kisah pencarian jilbab pelangi untukku ini, seperti kisah-kisah pencarian jodoh di film-film gitu, ceile. Saya dan mbak kost mencari-carinya di tempat yang jauh tidak ketemu, malah nemuin yang di deket-deket, wkwkwk. Ini namanya, gajah di pelupuk mata belum tampak malah sibuk mencari semut jauh-jauh.
Alhamdulillah di situ ada, malah barusan datang sehingga tersedia stok yang lumayan masih banyak. Niat awalnya beli untuk diri sendiri, karena stok masih banyak maka bereaksilah otak bisnisku. He he he, mengingat pesan ayah agar tak hanya menjadi manusia konsumtif saja, namun juga harus bisa produktif.
Ini ceritaku, mana ceritamu? :)
#sakina_inspirasiwanita
*Dikarenakan kosakata Bahasa Indonesia yang terbatas dan pemakaian bahasa "kerudung" yang umumnya disebut "jilbab" di Indonesia, kami mohon maaf jika ada yang tidak berkenan dengan penulisan istilah yang tak sesuai, misalnya kerudung menjadi jilbab, dsb. Jilbab yang dimaksud di sini bukan jamak dari Bahasa Arab jalabib, namun jilbab kosakata kerudung dalam Bahasa Indonesia.

Kecantikan hakiki adalah kecantikan abadi yang tak pernah berubah, tak pernah mati dan tak pernah lekang termakan zaman ataupun waktu. Kecantikan yang terpancar dari kesantunan, kelembutan, keramahan, kerendahan hati, ketaatan serta kecintaan pada Rabb dan Rasulnya. Seperti kecantikan sejati yang terpancar lewat kecerdasan Aisyah ra., kebijaksanaan Khadijah ra., ketaatan Fatimah Az Zahra, ketabahan Siti Hajar dan keimanan Siti Masyitah.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

bismillah EmoticonEmoticon