"Inilah Puasa Panjangku.."

Jumat, April 29, 2011

Sedikit berbagi pengetahuan saja ya, tak bermaksud menggurui setelah digurui.....
Karena sejatinya, nasehat, menulis, dan berkongsi sesuatu yang baik, bukan untuk menunjukkan diri ini baik, tetapi hanya untuk memberitahu diri ini supaya menjadi baik dan lebih baik..... 

   Cinta ada dua macam: cinta berdasarkan keimanan (syar’i) dan cinta  berdasarkan syahwat (nonsyar’i). Nah di sini materi yang akan dibahas adalah soal cinta kepada lawan jenis yang bukan mahrom.
    Simpati, suka itu boleh, bukan sesuatu yang salah karena itu fitrah, namun bagaimana kita mengekspresikannya, mengungkapkan, dan menyalurkannya dengan berdasarkan syariat-syariat Allah, seperti menikah jika memang sudah mampu lahir batin, atau memang harusnya dijaga, dan disampaikan pada saatnya jika memang belum mampu.
Allah tidak akan dzalim kalau kita memang berusaha untuk menjaga rasa simpati tersebut, Dia akan mempertemukan seseorang yang kita inginkan jika kita memang benar-benar menjaga dengan baik-baik, ingat janji Allah orang-orang baik hanya dengan orang-orang baik. InsyaAllah, kita akan mendapatkan seseorang yang sholeh jika kita senantiasa memperbaiki diri kita.

Jika beralasan, lha untuk katalisator mbak, motivator, penambah semangat? weeh, siapa yang menjamin kamu 100% bersemangat ketika berpacaran, malah bisa jadi adanya mikirin si do’i doang, malah bercabang-cabang ya tho.
Kalau saya tidak berpacaran terus cari jodohnya gimana mbak?? Ketinggalan jaman bisa jadi, bukannya kita juga harus berusaha? Yupz, bener sekali, kita juga harus berusaha, namun usaha seperti apa? usaha yang masih dalam tataran syar'i. Yakinlah bahwa Allah sudah menyediakan jodoh untuk kita, ruh kita dan ruh jodoh kita sedang berjalan bersama-sama untuk dipertemukan pada saat sudah sekufu, lahir dan batin sama-sama sudah siap, dan tepat pada waktu yang dijanjikan Allah, akan ada masa pertemuan itu. Selalu ingat bahwa orang baik-baik dengan orang baik-baik
Setan itu selalu membangkitkan angan-angan dan janji-janji, kemudian kenyataanya hanyalah janji kosong, janji busuk dari syetan.
Bagaimana dengan aktivis dakwah?? Em, katakanlah HTS (Hubungan Tanpa Status), tiap Qiyamul Lail diingatkan, tiap puasa senin kamis diingatkan, nah loh tidaklah semua itu sudah trmasuk mendekati zina jika dilakukan dengan nonmahrom, kan mengotori hati.
Jika kita menduakan cintaNya Allah, Allah sangat cemburu, tau!! Allah melebihi cemburunya manusia. Ibaratnya kita sudah mengambil selendangNya Allah, dan Allah telah acuh dengan kita, karena marah, tak bisa dibayangkan jika doa-doa yang kita panjatkan teracuhkan??
Ketidakterbatasan alat komunikasi jaman sekarang menyebabkan hubungan semakin leluasa, facebook, sms, chating, dll. Jika tahu seperti ini hendaknya kita tahu batasannya, misalnya mengurangi komunikasi yang tidak penting, dengan kata lain hanya berkomunkasi jika memang benar-benar berkepentingan (susah gak ya? Hayo dicoba, sesuatu yang baik memang susah, tapi kita harus berusaha).
Beda pacaran dengan ta’aruf?
Pacaran adalah saling mengenal tanpa kejelasan, jika terjadi apapun, diluar tanggung jawab kedua pihak, dari laki-laki maupun perempuan, namun yang jelas lebih banyak dirugikan adalah pihak perempuan.
Jika ta’aruf dimulai karena memang ada niatan untuk kearah pernikahan, prosesnya sesuai dengan adab bertamu, mendatangi karena memang meminta untuk mengenal lebih jauh dengan minimal disertai “mahrom” yang akan menceritakan keburukan/kejelakan dan kebaikan pihak yang bersangkutan. Pada saat ta’aruf diperbolehkan nadzor, mengenal lebih jauh namun dengan batas-batas tertentu, sesuai koridor islami. Fungsi ta’aruf hanya sekedar penjajakan, kalau cocok, monggo diteruskan, kalau tidak yang gak papa dihentikan.
Ketika ta’aruf kita diharapkan mendapatkan informasi benar yang sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Hendaknya kita tidak tergesa-gesa untuk sebuah kenikmatan syahwati.
Jika rasa kagum itu ada, maka sangat indah saat disampaikan pada saatnya.
Jika kita lepaskan sekarang, belum tentu ada jaminan bahwa dia akan mendampingi kita nantinya.
Bukannya Allah membatasi ruang gerak kita dalam berhubungan dengan orang lain, justru Allah sangat menyayangi kita.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adl suatu perbuatan yg keji dan suatu jalan yg buruk.” (Al-Isra' 32)

#ditulis setelah kajian safari muslimah di FIB UB oleh Ustadzah Ani Rahima (Dosen FIA UB)
Allahu'alam bisshowab, semoga bermanfaat.


Kecantikan hakiki adalah kecantikan abadi yang tak pernah berubah, tak pernah mati dan tak pernah lekang termakan zaman ataupun waktu. Kecantikan yang terpancar dari kesantunan, kelembutan, keramahan, kerendahan hati, ketaatan serta kecintaan pada Rabb dan Rasulnya. Seperti kecantikan sejati yang terpancar lewat kecerdasan Aisyah ra., kebijaksanaan Khadijah ra., ketaatan Fatimah Az Zahra, ketabahan Siti Hajar dan keimanan Siti Masyitah.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar
Unknown
AUTHOR
Rabu, Mei 04, 2011 delete

sangat bermanfaat.. nihh.. tp sy masih senyum2 pas baca yg katalisator.. aneh2 saja..

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
Selasa, Maret 05, 2013 delete

tulisan mbak firsty begitu menginspirasi jiwa saya. . .terima kasih barakallah

Reply
avatar

bismillah EmoticonEmoticon