Dari Ponorogo ke Quebec (baca:Qibec)

Senin, April 18, 2011
"impian wajib dibela habis-habisan, walau hidup terus digelung nestapa"
it's ME...
kata Ahmad Fuadi memotivasi 80 orang peserta bedah buku di salah satu ruangan Universitas Brawijaya
rasanya impian yang dulu membara kembali membara
subhanaAllah sekali, akhirnya bisa benar-benar hadir dibedah buku tertutup ini.
awalnya saya dengan keempat teman saya sempat pesimis, takut ketinggalan acara gratis ini (kapaan lagiii).
bagaimana tidak? ternyata dosen jadi masuk kuliah jam 9.20 sedang acarax sudah dimulai dari jam 8.00
duduk tak tenang di kelas, dosen ceramah dan sedikit diskusi, kita ramai sendiri, berharap dosen segera mengakhiri perkuliahannya.
ckckck, 1 jam kemudian, geruduk.... lariiiiiiiiiiiiii........................! ke guest house, sekitar 200 meter, fiuh.
Alhamdulillah Ahmad Fuadi baru masuk walau sudah berbicara beberapa slide dan ternyata juga sudah memutar 1 video, ya tak apa, tapi tetap seru, saya dapat duduk di depan.
semua video yang dipresentasikan memukau sekali, memotivasi, sungguh menghidupkan impian yang redup.
Bagaimana tidak memotivasi, buku yang dibedah adalah kisahnya meraih impian, buku yg dikirim ke rumah 3 bulan lalu, langsung dari Ahmad Fuadi.
apa gunanya masa muda kalau tidak untuk memperjuangkan impian besar dan membalas budi orang tua.

"Ranah 3 Warna" (trilogi Negeri 5 Menara)
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah berjuang, it's doesn't matter. Berusahalah lebih dari rata2 orang lain, going the extra miles, i'malu fauqa ma 'amilu.
Impian tinggi tuliskan, jangan rugi 2 kali, terus berusaha, sungguh2 dan sabar, niat kuat dan ikhlas(energi abadi), doa' dan syukur (energi ajaib).
Jarak antara sungguh2 dan sukses hanya bisa diisi sabar, bukan sabar yang misalnya sepulang ujian gak bisa, bilang "pulang aja deh, tidur, sabar ah." hehe. Namun sabar yang aktif, sabar yang gigih, sabar yang tidak menyerah, sabar yang penuh dari pangkal sampai ujung yang paling ujung, sabar yang bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bahkan seakan-akan itu sebuah keajaiban dan keberuntungan. Padahal keberuntungan adalah hasil kerja keras, doa, dan sabar yang berlebih-lebih. Selanjutnya tawakkal, setelah semua kerja keras dan usaha sungguh2 terlaksana dengan baik, teman2 tidak boleh stress, karena sdh bukan hak kita lagi mengenei hasil, itu area Allah, yang bisa dilakukkan adalah husnuz zhan, let it go, move on. selama tujuan dan apa yang kita minta jelas (karena Allah mengabulkan permintaan yang jelas), dan diusahakan mati2an (karena apa yang diusahakan dengan keras dan tenanan itu juga akan dipetimbangkan sungguh2 oleh Pemberinya) maka tugas kita tinggal Sabar (sabar yang gigih). Setelah man jadda wa jadda, man shabara zhafira. Setelah dari Ponorogo ke Quebec, kisah tentang hidup yang letih dan persahabatan yang patah, teman baru, 3 tempat baru, pujaan hati baru, nasionalisme, bahasa asing pintu dunia, dan kekuatan menulis.
(kata2 Bang Fuadi memotivasi yang semua ditulis di buku itu).
dan ada satu rahasia untuk buku ketiga nanti, apa itu? mahfudzot yang dipakai adalah.......
SIAPA YANG JALAN DIJALANNYA, AKAN SAMPAI :)

heem, benar2 hari yang menyenangkan, sempat pula saya ditanya asal dari mana sewaktu booksigning, bang Fuadi sedikit terkaget dan langsung melontarkan beberapa pertanyaan tentang kotaku tercinta seketika terucap Ponorogo, hee.... (Alhamdulillah Yaa Rabb, terima kasih untuk kejutan hari ini)

Kecantikan hakiki adalah kecantikan abadi yang tak pernah berubah, tak pernah mati dan tak pernah lekang termakan zaman ataupun waktu. Kecantikan yang terpancar dari kesantunan, kelembutan, keramahan, kerendahan hati, ketaatan serta kecintaan pada Rabb dan Rasulnya. Seperti kecantikan sejati yang terpancar lewat kecerdasan Aisyah ra., kebijaksanaan Khadijah ra., ketaatan Fatimah Az Zahra, ketabahan Siti Hajar dan keimanan Siti Masyitah.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

1 komentar:

Write komentar
mei's punya
AUTHOR
Senin, Juni 27, 2011 delete

I belong to Allah ..
nice words mbak ..
hehehe

Reply
avatar

bismillah EmoticonEmoticon