Sebuah Luka Verbal

Sabtu, April 30, 2011
Selayaknya anak kecil Palestina
Yang tak tahu apa-apa
Tertodong pistol oleh sekawanan pasukan perang
Sejujurnya ia tak menginginkan permusuhan

Namun, karena melihat todongan pistol
Yang sempat dilakukan padanya
Anak Palestina itu trauma
Hingga ia terdoktrin untuk selalu bersembunyi
Dan tertakut-takut menghadapi pasukan itu
Ia bisa saja baik,
bersikap manis dihadapan semua tentara Israel untuk sementara
Akan tetapi, ketahuilah
Sikap manis itu ia lakukan karena ia tak ingin ditodong pistol untuk kedua kalinya
Tak ingin kejadian tempo hari terulang kembali

Karena anak kecil itu tahu dengan pikiran polosnya:
"Nanti kalau aku ditodong  lagi gimana?"
Ya, anak kecil itu trauma
Karena ia tahu
Pasukan bersenjata masih membara
Karena ia tahu masih ada rasa tak senang antara “kau dan aku”
Karena ia tahu, todongan senapan itu
setajam lidah yang tiada bertulang


Luka fisik begitu mudah disembuhkan
Tetapi luka verbal, sungguh tak semudah itu

Semoga jiwanya besar, walau anak itu kecil
Semoga hatinya selalu terang
Seterang wajah polosnya
Walaupun dalam keadaan tertodong

Jauh dilubuk hatinya..
Anak itu menginginkan sebuah kelembutan
Manis bicara indah tutur kata
Menginginkan sebuah perdamaian
Namun urung niatan itu terwujud
Tertutup oleh awan tebal bernama
TRAUMA

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya.” (QS. Al-A’râf : 56)

Kecantikan hakiki adalah kecantikan abadi yang tak pernah berubah, tak pernah mati dan tak pernah lekang termakan zaman ataupun waktu. Kecantikan yang terpancar dari kesantunan, kelembutan, keramahan, kerendahan hati, ketaatan serta kecintaan pada Rabb dan Rasulnya. Seperti kecantikan sejati yang terpancar lewat kecerdasan Aisyah ra., kebijaksanaan Khadijah ra., ketaatan Fatimah Az Zahra, ketabahan Siti Hajar dan keimanan Siti Masyitah.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

bismillah EmoticonEmoticon