Ada Cerita dalam Perjalanan ke Kediri

Senin, April 22, 2013
Inilah para tersangka pemakai mobil pribadi ustadz Azhar Reza itu, perkenalkan:
sopir Pak Bos, jukir mas Kapit, Asisten Momo, penumpang: mbak Zie, Embun, Moli, mbak Heni, Cahya.
Dari sebelum si sopir datang membawa mobil sampai kita baru saja menaiki mobil, suasana teramai adalah mobil rombongan dengan sopir si bos Adib. Jauh berbeda dan sangat berbeda, tidak persis sama sekali bahkan, dengan mobil sebelah yang disopiri Pak Igo. Suasana formal dan adem ayem, suasana murottal dan nasyid Bang Maher Zein berada di rombongan sebelah. Rombongan kami? masya Allah sepertinya setelah ini kita harus melakukan taubat nasional. Mulai dari ke-error-an radiator memperingatkan kami, sampai salah memasukkan CD ke VCD Player hingga ternyata menyebabkan kerusakan TV dan Player-nya? Lebaran, sepertinya kita harus silaturahiim ke rumah ustadz Azhar Reza ni, kudu, hhe.
Namun kegilaan terus berlanjut dan tak berhenti sampai di situ, karena sebelumnya kami belum tahu apa-apa tentang kerusakan VCD Player tersebut. Ada pertanda setelah salah memasukkan CD ke Player-nya, semcam bau gosong, semua bingung, tapi kata Si Sopir bau solar, jadi kita ya tenang-tenang saja :)
Semua ini bukan karena kita tak mengerti apa yang seharusnya kami lakukan, bagaimana kami bersikap baik. Bukan, ini semua karena agar si sopir tidak mengantuk. Bahaya jika hal ini terjadi, membawa tujuh nyawa anak orang, heheh. Anehnya memang berbeda antara kedua mobil, ibarat jalan kami zigzag, jalan mobil satunya lurus. Mobil sebelah murottal dan maherzein, mobil kami pop-barat- eh ada nasyid sedikit :D
Sampai saya nyeletuk: "mbak Zie, ni Adib paling gedek-gedek, melihat kita semua ya? Dib, FLP yang asli mobil depan itu (sambil menunjuk avanza putih dengan sopir Pak Igo dan suasana murottal di dalamnya, adem ayem)."
"Heleh, wis paham aku." jawab Adib.
Hahahah.... bagaimana tidak sangat berkesan perjalanan ini, salah satunya terdapat manusia langka di mobil kami. Ia adalah mas Hafidz Mubarok, alias mas kapiittt, DJ reper, sekaligus Jukir pak Sopir. Bagaimana kita tidak terkekeh-kekeh, di saat VCD Player kami memutar lagu Kenangan Terindah by Samsons, tiba-tiba menginjak reff suara mas hafidz memanggil-manggil Bi...Bi...Bi... dalam batinku super cepat memikirkan hal ini, siapa yang dipanggil? nama kami semua yang berada di mobil itu tidak ada yang berpenggalan "Bi", memanggil Adib? jelas Dib, bukan Bi. Apakah mas Hafidz merindukan Abi-nya sehingga memanggil-manggil Abi? Bi...bi...bi...? Oh ternyata pemirsah, si empunya sedang mencoba profesi baru setelah menjadi jukir, yaitu DJ... iyak inilah DJ Kapit: Bi...Bi...Biii..... BILA yang tertulis untuku, adalah yang terbaik untukmu, kan ku jadikan kau kenangan yang terindah dalam hidupku.
Ada lagi, karena operator sebelah sopir adalah mas Hafdiz Mubarok si DJ, maka jika yang terputar adalah macam lagu suasana galau, maka semua akan berteriak: MAS KAPIIIITTT....NEXT...

kemudian ketika Momo berpindah ke depan, mas kapit pun balas dendam: MOMO NEXT MOMO.. (teriak mas kapit), xixixixi. Kami pun terguling-guling melihat tingkah manusia langka ini.
Yaa Rabbi Yaa Salaam, kami semua tertawa terpingkal-pingkal, pusingku tambah pusing. Mbak Heni mabuk. Ups, tapi bukan karena DJ, memang karena jalanan pegunungan yang sedikit membuat otolit kami bekerja keras untuk mengatur keseimbangan. 
Setelah selesai undangan kami penuhi, pukul 22.00 kami menyegerakan untuk pulang karena tidak enak dengan tuan rumah yang notabene acara selesai pukul 21.00, karena menunggu kami jadi molor sampai pukul 22.00. Sungguh ini kejadian di luar dugaan, sebenarnya perasaanku juga tak enak sebelum berangkat, wal akhir kejadian di luar dugaan terjadi. Rencana kami meleset 180 derajat. Rencana berangkat pukul 13.00 sampai sana pas akad nikah pukul 15.00, kemudian dilanjutkan menghadiri resepsi sampai pukul 19.00, setelah itu pulang mampir simpang lima Gumul Kediri. Namun semua rencana itu pupus sudah. Kami baru tiba di Tempat Kejadian Perkara pukul 21.10. Sepulangnya dari TKP, keadaan fisik dua orang sopir tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan. Tidak hanya kedua sopir, namun begitu juga dengan penumpangnya. Keletihan kami tak bisa dikompromi. OK, kami memutuskan untuk istirahat di POM Bensin. Mata terkantuk, tidak kuat lagi untuk ditahan. Setelah 3 jam kami istirahat di POM Bensin, kami meneruskan perjalanan pulang ke Malang pukul 03.00 dini hari. Sholat Shubuh di Kasembon, kemudian ini dia pelipurnya, sarapan pagi di payung. Sungguh keletihan yang penuh arti. Kami berfoto-foto sambil melihat sunrise di antara pegunungan dan menikmati jagung bakar serta segelas susu segar. Fabiayyi'ala irabbikumma tukadzzibaan :)
Sebenarnya masih banyak cerita yang jauh lebih lucu dan memalukan, namun tak perlulah untuk menceritakan semua yang kita rasakan, ada Allah Yang Maha Tahu, ceile :D
Hikmah dari rangkaian kejadian ini adalah luruskan niat LURUS lebih lurus dari tembok. Jika niat utama memenuhi kewajiban yaitu menghadiri undangan pernikahan dan silaturahiim, maka luruskan lurus, jangan sampai ada noda-noda percikan yang tidak beres. Kemudian jika dihadapkan dengan kesenangan dan kebahagiaan dunia, jangan terlalu berbahagia dan senang, sewajarnya saja. Finally, selalu mengingat Allah bagaimanapun keadaannya. Tetapkanlah Allah selalu di hati :)

Kecantikan hakiki adalah kecantikan abadi yang tak pernah berubah, tak pernah mati dan tak pernah lekang termakan zaman ataupun waktu. Kecantikan yang terpancar dari kesantunan, kelembutan, keramahan, kerendahan hati, ketaatan serta kecintaan pada Rabb dan Rasulnya. Seperti kecantikan sejati yang terpancar lewat kecerdasan Aisyah ra., kebijaksanaan Khadijah ra., ketaatan Fatimah Az Zahra, ketabahan Siti Hajar dan keimanan Siti Masyitah.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

bismillah EmoticonEmoticon