Pemateri: Ustadz Salim A. Fillah
Moderator: Arief Budi L., SE
Ta’aruf merupakan istilah yang rawan dalam proses penjagaan hati. Pada zaman Rasulullah SAW, seseorang yang ingin mencari calon istri tidak perlu ta’arufan dengan calon istrinya cukup ta’arufan dengan ayah si calon istri tersebut karena anak adalah cerminan dari ayahnya. Itu jaman doeloe, hehehe. Memangnya sekarang bagaimana? Lanjut yuk :)
Kalau sekarang mah sulit banget eaa jika kita ingin mengenal calon kita hanya dengan mengenal ayahnya doank, cz anak jaman sekarang tuh yaa… udah gak murni sebagai cerminan dari orang tuanya terutama ayahnya. Sudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Kasarnya, kita ini anaknya lingkungan hehehe.
Oleh karena itu, muncullah istilah ta’aruf-an dengan tujuan agar kedua pihak bisa saling mengenal sehingga mampu merencanakan step-step yang akan mereka jalani selanjutnya. Ta’arufan ini untuk menyatukan visi dan misi di antara keduanya. Sevisi dan semisi inilah yang menjadikan pernikahan menjadi barokah.
Kata Kunci Ta’aruf
• Ada perbedaan
• Perbedaan itu bukan untuk memperuncing tapi agar bisa lebih saling mengenal
• Membicarakan masalah TAQWA kepada Allah SWT
Kita sering mendengar istilah pacaran? Sebenarnya awal mula munculnya istilah tersebut dari mana sih? Istilah pacaran tuh sebenarnya berasal dari suatu daerah, entah di Kalimantan atau Sulawesi, saya lupa neh :(
Ceritanya gini, dulu, di daerah tersebut, jika seorang laki-laki menyukai seorang perempuan dan ingin menikahinya maka dia akan meniup seruling sambil mendendangkan sebuah lagu di atas pohon yang sekiranya dekat dengan rumah gadis tersebut. Tiupan seruling dan lagu tersebut emang sengaja dikeraskan agar ayah si gadis mendengarnya sehingga dia tertangkap basah oleh si ayah tersebut. Kalo dia udahketangkep basah, maka dia akan dipanggil oleh ayah si gadis. Si ayah akan bertanya:
kalo si laki-laki sudah menyatakan serius dan si ayah setuju maka si laki-laki tersebut akan diberi jeda waktu untuk mempersiapkan segala kebutuhan pernikahan sedangkan si gadis akan mempersiapkan diri bagaimana menjadi seorang istri atau ibu. Jeda waktu tersebut ditentukan oleh sampai hilangnya “BUNGA PACAR” yang dioleskan pada semua kuku si laki-laki dan si perempuan. Jadi, setelah kedua pihak tadi udah setuju, si gadis dan si laki-laki diolesi “BUNGA PACAR” yang telah dihaluskan pada kuku-kuku mereka. Kaloolesan itu udah hilang dari kuku-kuku mereka maka hari itulah HARI PERNIKAHAN mereka. Selama jeda waktu itu berlangsung, tidak ada komunikasi antara si gadis dan si laki-laki…. Mereka tidak bertemu apalagingobrol bahkan bercanda…. Jadi mereka bener2 dipingit gitu dech. Nah, timbullah istilah PACARAN itu dech:)
neh, kata Ustadz Salim lho eaaa haha
Yang terpenting dalam proses ta’aruf ini ialah bagaimana kita dapat menemukan sesuatu pada diri seseorang yang membuat kita tertarik kepadanya bukan untuk mencari aib-aibnya. Penting sekali mengenal sesuatu yang dianggap penting. Point penting dalam proses ta’aruf ini adalah persiapan kita. Jika persiapan tersebut menjadi fokus utama kita maka untuk mengetahui siapa kamu/siapa dia merupakan hal yang mudah :)
Persiapan jemput pernikahan yang dilandasi niat baik inilah yang akan menjadikan pernikahan itu barokah.
Tambahan dari Pemateri:
• Cara ta’aruf tuh biasanya gimana sih? Yang jelas kirim proposal riwayat hidup, kalo udah cocok, langsung ketemuan ajah (bukan berkhalwat lho eaaa). kalo udah manteb, khitbah dech… lanjut nikah ajah :)
• Kalau ingin memilih jodoh, berdoalah seperti ini:
“Ya Allah, aku memohon pilihanku dengan ilmu-Mu bukan ilmuku.”
Maknanya apa sih? Mengapa harus ilmu Allah SWT bukan ilmu kita saja? Karena Ilmu Allah SWT itu kan luas, sedangkan ilmu kita tuh sempit pake banget jika dibandingkan dengan ilmu-Nya. Anak yang cantik atau ganteng menurut kita semasa SMP belum tentu ia cantik atau ganteng menurut kita semasa SMA. Banyak pilihan lain toh… Tapi, kalo ilmu Allah SWT tuh sudah pasti, kalo baik ya emang baik, kalo buruk ya emang buruk :)
• Tugas kita nih yee adalah menyadarkan para orang tua kita terutama ayah bahwa tugas wali atau ayah tuh bukan hanya sekadar jadi wasit dalam urusan jodoh, tapi beliaulah yang mempunyai tanggung jawab untuk mencarikan jodoh yang sholih bagi anak-anak perempuannya, dan jodoh yang sholihah bagi anak-anak laki-lakinya :)
Ustadz Salim menambahkan: setelah ini bilang ke bapaknya masing-masing: "BAPAK, saya carikan jodoh yang SHOLIH, pake 'SHOD'." :D
• Dalam penyusunan proposal pernikahan, haruslah dilandasi dengan kejujuran, keikhlasan, dan tawakkal kepada Allah SWT
• Terdapat beberapa kriteria ikhwan dalam proses ta’aruf, meliputi:
- Ikhwan Jempol, yaitu ikhwan yang benar-benar menyerahkan urusan jodohnya kepada orang yang dianggapnya dapat dipercaya, misalnya kepada ustadz, kyai, atau murobbinya. Dengan siapa pun dia dijodohkan, dia menerimanya.
- Ikhwan Telunjuk, yaitu ikhwan yang menentukan atau memilih jodohnya sendiri. Hanya saja dia meminta kepada orang yang dipercayainya untuk memfasilitasinya.
- Ikhwan Jari Manis, yaitu ikhwan yang mencari dan memilih jodohnya sendiri dengan cara-cara yang syar’i, tanpa meminta untuk difasilitasi. Tau-tau datang ke rumah ustadznya dan memberikan informasi bahwa dia telah menikah.
*Sesi Pertanyaan:
1. Bagaimana kita dapat memantapkan hati untuk menerima pinangan sedangkan kita masih dalam masa studi?
“Menerima pinangan lelaki sholeh itu kebaikan.”Namun, lelaki sholeh itu TIDAK HARUS/TIDAK MUTLAK diterima lho yaa. Ada indikasi tertentu juga donk :)• Mantapkan dengan ilmu, ruhiyah, dan keterampilan yang kita punya• Sholat istikhorohMengapa sih kita perlu memperluas ruhiyah kita? Karena yang kita butuhkan tuh bukan jodoh yang sempurna melainkan jodoh yang tepat. Banyak rumah tangga yang hancur bukan karena kurang cinta melainkan kurang ilmu untuk mengekspresikan cinta. Hal ini juga berkaitan dengan bagaimana kita mampu memahami pasangan kita. Pria dan wanita tuh memiliki perbedaan dalam menghadapi masalah. Jika ada masalah, wanita cenderung curhat terlebih dahulu kepada suaminya, sebelum memikirkan solusi yang tepat. Kebanyakan sambil nangis-nangis gitu dech. Sebagai pria atau suami yang baik, hal yang dapat dilakukan ketika istrinya mendapat masalah dan menangis di hadapannya ialah janganlah menyuruh wanita itu untuk menghentikan tangisnya tapi berikanlah bahu Anda sebagai sandaran istri sehingga dia benar-benar merasa plong dan lega meski harus dengan isak tangis. Sebaliknya, jika pria yang mendapat masalah, dia cenderung membutuhkan jeda ruang untuk menyendiri agar dapat menemukan solusi yang tepat. Barulah setelah menemukan solusinya, dia akan bercerita kepada istrinya, dengan kalimat:”Istriku, aku sedang dalam masalah.”Si istri pun menyahut,“Apa? Masalah apa, Mas? Mengapa baru cerita sekarang?”“Tenang istriku, semua telah teratasi.”Heheheheh…. Kira2 begitulah dialognya :)
2. Berapa lama sih jeda waktu yang diperbolehkan dalam ta’aruf itu?
Tergantung dari kesepakatan kedua pihak. Bisa lama bisa cepat.Bagaimana cara kita untuk menghadapi mertua? Kan kebanyakan dari kita tuh takut ya sama mertua :)• Mandirikan diri.• Kalau bisa, pada awal-awal pernikahan janganlah tinggal serumah dengan mertua. Tegakkan rumah tangga terlebih dahulu.• Pasangan yang serumah dan yang tidak serumah dengan mertua kan mendapatkan tingkat sensitivitas yang berbeda dari mertua. Pasangan yang serumah dengan mertua akan memperoleh sensitivitas yang lebih tinggi daripada yang tidak serumah karena intensitas komunikasi yang lebih lama dan lebih sering. Kan setiap hari bertemu toh. Beda dengan yang tidak serumah, jarang ketemutoh…. :)• Perlu kita ketahui bahwa tugas mertua tuh membela menantunya (jika menantunya memang benar) setiap ada persoalan dalam kehidupan rumah tangganya.
3. Sebenarnya panduan kenyamanan dalam rumah tangga tersebut bagaimana sih?
Kenyamanan dalam rumah tangga akan kita peroleh apabila pernikahan kita dalam “kufu” yang sama. Dalam hal ini, yang diutamakan adalah “kesekufuan” dalam agama. Sekufu dalam agama merupakan keMUTLAKan.
4. Ada seorang akhwat yang telah siap menikah. Namun, akhwat tersebut memiliki kakak perempuan yang belum menikah. Bagaimana akhwat tersebut dapat meyakinkan orang tuanya bahwa dia telah siap menikah?
• Mencoba menjelaskan kepada orang tua bahwa dia benar2 telah siap menikah baik fisik, mental, maupun sosial• Mencoba membantu kakak perempuannya agar dia juga bisa segera menikah, misalnya dengan membantu mencarikan jodoh yang tepat bagi si kakak
writer: Linda Amora
editor: Firsty Inayatie Sakina
#Tahu Ilmunya, Tertata Amalnya :)
Semoga Bermanfaat
LKI FKUB proudly presented SEMUSIM 2012
“Sempurnakan Separuh Agamamu, Halalkan Cintamu di Atas Jalan-Nya”
@Graha Medika Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Sabtu, 6 Oktober 2012
bismillah EmoticonEmoticon