Pemateri: Dr. dr. Loeki Enggar, M.Kes., Sp.Park.
Moderator: Nur Hidayati Azhar, S.Ked.
Banyak yang harus kita persiapkan jika ingin menuju ke janjang pernikahan, baik persiapan fisik, mental, maupun sosial. Jika ketiga sistem tersebut dapat diintegrasikan dengan baik dan tepat, insyaAllah pernikahan tersebut akan menghasilkan kehidupan keluarga yang harmonis, selaras, dan seimbang. Pernikahan tersebut akan menjadi : Pernikahan SAMARA: sakinah, mawaddah, wa rahmah :)
Salah satu persiapan fisik yang kita butuhkan adalah menjaga kesehatan organ reproduksi kita yang notabene organ yang memegang peranan penting dalam proses pembentukan generasi baru. Bukankah salah satu tujuan diadakannya pernikahan untuk menghasilkan generasi baru? hehehehe
Kesehatan Reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, namun dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.
Hak Reproduksi dapat dijelaskan sebagai “setiap orang baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas social, suku, umur, agama, dll) mempunyai hak yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga, dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta untuk menentukan waktu kelahiran anak dan dimana akan melahirkan.”
Sebagai calon pasangan (bagi yang belum nikah) dan pasangan (bagi yang telah nikah) sudah sewajarnya jika kita senantiasa memelihara dan menjaga kesehatan reproduksi kita. Organ reproduksi yang baik dan sehat tentu akan menghasilkan produk yang sehat pula, dan sebaliknya.
Berikut merupakan cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Reproduksi:
a. Penjagaan Umum
• Mandi
• Wudhu
• Istinja
b. Penjagaan Khusus bagi Laki-laki
• Mencukur rambut kemaluan
• Berkhitan
c. Penjagaan Khusus bagi Perempuan
• Cara istinja
• Mencukur rambut kemaluan
• Kebersihan pada saat haid
• Pkaian dalam/celana panjang yang tidak ketat
• Bahan tidak terbuat dari nilon
Status Gizi juga mempunyai pengaruh yang penting terhadap kesehatan organ reproduksi. Kebutuhan zat gizi dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas, dan status gizi seseorang. Zat gizi dibutuhkan untuk penyempurnaan pertumbuhan, dan fungsi organ reproduksi. Kekurangan nutrisi akan mempengaruhi sistem reproduksi. Misalnya, anemia dan status gizi yang kurang dapat menyebabkan seorang perempuan melahirkan bayi BBLR dan terjadi perdarahan saat melahirkan. Banyak penelitian membuktikan bahwa gizi
lebih atau kurang dapat mengurangi tingkat fertilitas, namun mekanismenya belum jelas. Berikut merupakan zat gizi pendukung fertilitas & pencegahan kemandulan:
• Protein
Dibutuhkan sebagai salah satu unsure pembentukan hormon seperti tiroksin & berperan dalam informasi genetic (DNA).
• Lemak
Kekurangan asam lemak esensial (Linoleat dan Linolenat) dan omega 3 yaitu asam Elkosapentaenoat/EPA dan asam Dokosaheksaenoat/DHA menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kegagalan reproduksi. Asupan tinggi lemak berpengaruh terhadap kadar hormonesteroid.
• Vitamin A
Dibutuhkan untuk pembentukan sel telur, pembuahan, pembentukan struktur & organ, serta perkembangan janin. Kekurangan vit. A diduga mengakibatkan keguguran.
• Vitamin E
Dibutuhkan untuk mencegah keguguran, menjaga kesuburan, sisntesis DNA (kaitannya dengan fungsi sebagai antioksidan). Sumber: minyak tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
• Asam Folat
Dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah & putih, metabolisme asam amino dan sintesis asam nuleat. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme DNA (mengubah morfologi inti sel seperti sel darah merah, darah putih, vagina, dan serviks rahim), menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia megaloblastik & gangguan darah lainnya. Kebutuhan meningkat pada kehamilan, menyusui, dan anemia. Sumber: sayuran hijau, hati, biji-bijian, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan jeruk.
• Kalsium
Kebutuhan meningkat pada pertumbuhan, kehamilan & menyusui, berperan dalam pembentukan tulang dan pembekuan darah. Sumber: susu, ikan dengan tulang, tempe, tahu, serealia, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
• Iodium
Iodium terdapat dalam kelenjar tiroid, digunakan untuk sintesis hormon tiroksin, tetraiodotoronin (T4), dan triiiodotironin (T3) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan normal, perkembangan fisik dan mental, mengatur reproduksi, pembentukan sel darah merah dan perubahan karoten ke bentuk aktif vit. A. Kekurangan pada ibu hamil menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, cacat mental, dan kreatinisme. Sumber: makanan laut, ganggang laut, dan fortifikasi garam iodium.
• Fe
Merupakan mineral mikro paling banyak dalam tubuh, berperan dalam pengangkutan O2, metabolisme energi. Kebutuhan menigkat pada kehamilan, menyusui, anemia, dan masa kanak-kanak. Sumber: daging, ayam, ikan, telur, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan serealia tumbuk.
• Seng
Keterlambatan pematangan seksual, menghambat pertumbuhan, sintesis dan degradasi kolagen, sisntesis DNA & RNA, berkaitan dengan metabolisme dan berbagai fungsi vit. A, pembentukan kulit dan berpengaruh banyak terhadap jaringan tubuh terutama pada saat pertumbuhan. Sumber: daging, hati, kerang, telur, serealia, dan kacang-kacangan.
Organ Reproduksi yang tidak dijaga dan dipelihara kesehatannya dengan baik akan menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit atau kelainan, meliputi:
a. Gangguan pada Sistem Reproduksi Perempuan
• Gangguan menstruasi
• Kanker ganetalia
Kanker vagina
Kanker serviks
Kanker ovarium
• Endometriosis
• Kista ovarium
• Infeksi vagina
b. Gangguan pada Sistem Reproduksi Laki-laki
• Hipogonadisme
• Kriptokorkidisme
• Uretritis
• Prostatitis
• Epididimitis
• Orkitis
Selain itu, Hubungan Seksual yang tidak sehat dan tepat juga akan menimbulkan berbagai macam Penyakit Menular Seksual (PMS), antara lain. HIV/AIDS, Chlamydia, Herpes, Gonorrhea, Syphillis, dan Condiloma acuminata.
Idealnya, agar kita sebagai calon pasangan terhindar dari berbagai macam hal tersebut, perlu dilakukan Pemeriksaan Kesehatan Pranikah dengan tujuan:
• Membangun keluarga sehat sejahtera, mengetahui kemungkinan kondisi kesehatan anak yang akan dilahirkan (riwayat kesehatan kedua belah pihak, termasuk sosial genetik, penyakit kronis, penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan)
• BUKAN KARENA KECURIGAAN
• BUKAN UNTUK MENGETAHUI KEPERAWANAN
Manfaat Pemeriksaan Kesehatan Pranikah
• Mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan)
• Memperoleh kesiapan mental karena masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya
• Mengetahui penyakit-penyakit yang nantinya bila tidak segera ditanggulangi dapat membahayakan calon pasutri termasuk bakal keturunannya
Idealnya, Pemeriksaan Kesehatan Pranikah dilakukan enam bulan sebelum dilangsungkannya pernikahan. Namun, dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. Jika ditemukan adanya penyakit (infeksi menular), dapat segera diobati sebelum pernikahan.
“Badanmu mempunyai hak atas dirimu” (Al Hadits)
*Sesi Pertanyaan:
1. Sejak kapan seseorang dikatakan telah siap berreproduksi?
Secara Umum, seseorang dikatakan telah siap bereproduksi sejak tampaknya tanda-tanda seks sekunder. Pada perempuan, misalnya pembesaran payudara, melebarnya panggul, tumbuhnya rambut kemaluan, dsb. Pada laki-laki, misalnya tumbuhnya jakun, tumbuhnya rambut kemaluan, dsb.Jika ditinjau dari Segi Medis, seseorang dikatakan telah siap bereproduksi jika telah berusia 20 s.d. 30-35 tahun karena pada usia-usia ini, dapat dikatakan organ-organ reproduksi kita telah mencapai kematangan, begitu pula mental dan sosial kita yang notabene juga mengalami kematangan.
2. Apakah screening kesehatan pranikah harus dilakukan kedua belah pihak secara bersamaan? Apakah tidak diperbolehkan jika tidak dilakukan secara bersamaan?
Screening kesehatan pranikah boleh dilakukan secara tidak bersamaan. Tidak ada ketentuan yang melarang. Namun, idealnya dilakukan secara bersamaan agar kedua pihak bisa lebih terbuka dengan kondisi kesehatan masing-masing sehingga bisa dilakukan diskusi mengenai step-step yang akan dijalani selanjutnya oleh kedua calon.
3. Apakah screening kesehatan pranikah itu merupakan sebuah keharusan? Bagaimana jika dalam proses screening tersebut ditemukan adanya kelainan atau penyakit pada salah satu pihak sehingga menyebabkan pihak yang lain mundur?
Screening kesehatan pranikah bukanlah suatu keharusan. Idealnya memang perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan masing-masing calon pasangan sehingga mampu menentukan langkah-langkah selanjutnya yang akan mereka lakukan. Jika hasil dari screening tersebut menunjukkan adanya penyakit atau kelainan pada salah satu pihak maka langkah selanjutnya tergantung kesepakatan dari kedua pihak tersebut. Terutama jika penyakit atau kelainan tersebut bisa mengancam jiwa atau menurunkan derajat kesehatan, kan sebaiknya dihindari. Pernikahan dapat disebut sebagai “Pernikahan yang Halal” dan ada pula yang disebut “Pernikahan yang Haram”. Salah satu contoh pernikahan disebut sebagai pernikahan yang haram apabila dari salah satu atau kedua pihak ditemukan adanya penyakit yang dapat mengancam jiwa, misalnya HIV/AIDS. Pernikahan seperti ini diperbolehkan apabila dari pihak yang lain tidak merasa dirugikan dan telah memantapkan diri untuk tetap menikahinya. Pernikahan ini juga diperbolehkan apabila salah satu pihak bertujuan untuk sekadar merawat pihak yang memiliki penyakit tersebut, tidak ada hubungan mahram, tidak ada hubungan seksual, tidak ada kontak virus. Lalu bagaimana jika kita telah mengetahui bahwa calon pasangan kita menunjukkan adanya penyakit yang dideritanya (dari hasil screening) dan kita memutuskan untuk tidak melangsungkan pernikahan tersebut. Sedangkan ada orang lain yang ingin menikahi calon pasangan kita tersebut. Apa yang bisa kita lakukan terhadap orang lain tersebut? Apakah kita menceritakan penyakit yang diderita oleh calon pasangan kita atau malah menutupi aib tersebut?Sebagai muslim yang baik maka tetap tutupilah aibnya. Sarankan saja orang lain tersebut untuk melakukan screening kesehatan dengan calon pasangan kita. Siapa tau penyakit Allah SWT telah menyembuhkan penyakit tersebut. Intinya, tutupilah prasangka2 yang kurang baik dan dipenuhi kekhawatiran tersebut dengan aksi-aksi ilmiah (berlandaskan keilmuan).
writer: Linda Amora
editor: Firsty Inayatie Sakina
#Tahu Ilmunya, Tertata Amalnya, Semoga Bermanfaat
LKI FKUB proudly presented SEMUSIM 2012
“Sempurnakan Separuh Agamamu, Halalkan Cintamu di Atas Jalan-Nya”
@Graha Medika Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Sabtu, 6 Oktober 2012
bismillah EmoticonEmoticon