Belajar Memaafkan

Rabu, Juli 13, 2011

Having is giving, not collecting

Hai teman2, hari ini saya dapat upgrade hati baguus saat UPGRADING Panitia Probin MABA 2011.
Awalnya menunggu lama
(padahal mengira, sya bakalan terlambat, undangan pukul 07.30 datang pukul 08.00)
Tetapi ternyata tidak, biasa gaya Indonesia.
He.. Itu tak penting, yang penting adalah materinya.

THE POWER OF FORGIVENESS
Mendengar kata ini, saya jadi...
Teringat note-nya Pak Dian "Pernahkan Makan Telur Dengan Cangkangnya"

Beliau dicemooh habis-habisan dengan pengendara motor
Kata-kata yang begitu pedas
Memang lidah tiada bertulang
Ini sepenggal kisah beliau:
"Pernah suatu malam saya bersepeda (bukan motor lho) pulang dari kantor. Saat berbelok menyeberang  ke kanan tiba-tiba ada motor hampir menyerempet saya. Saya sangat terkejut, bukan karena tersenggol, tapi karena makian dari pengendara motor tersebut.


“Kalau mau mati jangan di jalan pak!”. Saya sangat tersinggung dan perasaan kesal saya rasakan sampai tertidur tengah malam."

Lalu, dengan sangat bijaksana, beliau melihat dari sudut pandang paling pojok bagian sudut :)

"Pernahkah teman-teman sarapan telur ceplok yang lezat sambil membayangkan proses keluarnya telur dari induknya? Kalau belum pernah, sebaiknya jangan. Karena pasti akan mengurangi kelezatan sarapan kita. Atau tetap ingin mencoba? Telur yang keluar dari pantat ayam tidak mungkin langsung kita nikmati. Harus kita bersihkan dulu, kita pecahkan cangkangnya agar kita bisa nikmati isinya."

Membaca kisah ini, saya jadi teringat kisah sekitar 2 tahun yang lalu
Saat seseorang marah besar kepada saya
Hingga saya dibilang "Islam Kulkas"
Sebenarnya masih ada kata2 kasar yg lain *sensor*
Saya tahu ia dalam kondisi yang mungkin begitu labil
Astaghfirullah, salah apa yaa Rabb.. (deru hati sya)
Untung kondisi saya benar-benar fit dan stabil saat itu
Kalau tidak, mungkin bisa semakin kacau dan rumit masalahnya
Jawaban saya hanyalah, "ya, ya, dan ya."
Mengiyakan seluruh amarahnya kepada sya
Karena saya tahu, jika api dibalas api tidak akan padam
Api itu seharusnya dibalas dengan air agar padam
"Jika Keburukan dibalas dgn keburukan, bukankah kita hanya seorang peniru keburukan." (Aa'Gym)
Alhamdulillah, Allah memberi kestabilan emosi pada saat itu
Walau memang ada titik air mata

Awalnya saya segera berpikir seperti Pak Dian
Apa yang dikatakannya mungkin sebuah teguran buat saya yang tidak ada apa-apanya
Saya mencoba untuk tidak menelaah mentah-mentah apa yang dikatakannya
Apa perkataannya saya coba kupas terlebih dahulu
Kemudian saya olah menjadi sebuah untaian kata indah penuh makna
Lambat laun saya menerima itu semua sebagai "nasehat yang bagus"
Akan tetapi, karena saya adalah seorang manusia biasa yang mempunyai begitu banyak kekurangan
1 hal yang belum bisa saya lakukan 
"FORGIVING"
Sungguh, begitu susah dan tidak redha nya hati seorang anak manusia ini
Sya sibuk mencari-cari alasan untuk membaikinya
Meski memaafkannya masih terasa begitu susah
Sampai pada suatu hari saya berdoa seperti ini:
"Yaa Allah, jika apa yang mereka katakan membuatku semakin dekat denganMU. Hamba redha menerima semua itu. Lapangkan dan besarkan hati hamba. Namun jika semua apa yang mereka katakan membuatku semakin jauh darimu. Sungguh, hamba tidak redha mereka menjadi temanku. Jauhkanlah mereka dariku. Hamba tidak mau menjadi temannya."
Mengingat doa yang sempat kupanjatkan ini sya menjadi tertawa sendiri
Begitu sakit hati kah saya?

Sampai waktu mempertemukan sya dgn hari ini..
Allah memang mengurus hati hamba-hambaNya agar bersih

Pertama, banyak kejadian-kejadian yang membuat saya teringat kisah itu dan kejadian-kejadiannya selalu memberi alasan, membawa saya pada sebuah kata "FORGIVING"

Kedua, saya dipertemukan Allah dengan catatan Pak Dian kemarin. Benar kata Pak Dian bahwa dalam kehidupan ini terlalu sering kita terpaku pada PERISTIWA dan PROSES dibanding ISI yang terkandung di dalamnya. Insya Allah saya akan belajar untuk selalu menikmati ISI dari kehidupan ini, dan mengabaikan segala hal yang membungkusnya.

Ketiga, saya dipertemukan dengan materi UPGRADING yang luar biasa hari ini.
Saya membaca kisah seorang ibu bernama Aba Gayle. Ia mengirimkan surat kepada orang (Douglas Mickey) yang telah membunuh anaknya Chaterine, 19 tahun (masih seumuran kita). Ibu tersebut awalnya sungguh tidak berkenan dan ingin pembunuh itu segera dihukum hingga semaksimal hukuman. Namun, ia dipertemukan dengan suara hati yang mendorongnya untuk berubah pikiran. Juga karena dorongan teman-temannya dan kelompok spiritualnya agar Aba Gayle bisa belajar memaafkan. Akhirnya ia memaafkannya dan membiarkan orang itu menggapai masa depannya agar lebih baik. Ia bertemu dengan Douglas Mickey yang kali itu masih berada di jeruji besi. Pertemuan itu mengubah Aba Gayle. Kejadian itu memberi kesan mendalam baginya tentang apa arti memaafkan. Saat itu, dalam kondisi yang sudah berbeda, tak henti-hentinya ia menentang hukuman mati bagi Mickey. Ia merasa, hukuman mati untuk Mickey tak akan mengembalikan putrinya. Tetapi pengadilan memutuskan berbeda. Hukuman mati dilaksanakan berdasar bukti tak terbantahkan bahwa Douglas Mickey telah melakukan pembunuhan tingkat satu. Tapi Gayle tidak melihat hukuman mati untuk Mickey sebagai obat kepedihan hatinya. Ia adalah figur wanita yang luar biasa. Ia telah memenangkan sebuah pertarungan emosi melawan benci dan dendam yang sebelumnya membebaninya bertahun-tahun, yakni dengan memberikan pengampunan.
kisah selengkapnya bisa dibaca di: 
http://your-destination.blogspot.com/2011/02/mengampuni.html

Sungguh mudah bagi Allah membolak-balikkan hati manusia.
Jika menelaah kisah tersebut. Saya pikir, ibu itu saja bisa memaafkan seorang pembunuh anaknya.
Mengapa masalah sepele begini, hatiku seperti remuk redam.
Ah, begitu lemahnya diriku. Sesempit itukah hatimu firsty?
Tidak, mulai detik ini saya sudah belajar untuk memaafkan siapapun.
Sesungguhnya memaafkan adalah masalahku dengan Allah, bukan dengan mereka.
Bukankah mereka juga seorang biasa seperti halnya diriku??
Perlakukan orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan. Berbesar hatilah.
(doanya, agar selalu diberi hidayah dan inayah dari Allah)

“Mereka yang lemah tidak dapat memaafkan. Memaafkan adalah tanda bagi mereka yang kuat. Jika terus mempraktekkan ‘mata ganti mata’ dan ‘gigi ganti gigi’, dunia kita akan dipenuhi oleh mereka yang buta dan tak bergigi.”  (Mahatma Gandhi)

"Memaafkan adalah membiarkan rasa sakit berlalu serta membiarkan apa yang telah terjadi sebab yang terjadi tak akan bisa diubah kembali."


"Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan." (QS. ASY SYUURA:43)
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Yaitu) orang-orang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. ALI IMRAN:133-134)
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim." (QS. ASY SYUURA:40)
"Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa." (QS. AN NISAA':149)

Selalu ingatkan saya dalam kesabaran dan kebaikan ya kawan-kawan.
Juga minta maaf atas segala kekhilafan dan kealpaan.
Semoga Ramadhan ini penuh makna.
Selamat mempersiapkan diri untuk menyambut Bulan Suci.

Jika pengorbanan sebesar dunia, seharusnya keikhlasan seluas jagad raya...
Lihat segalanya lebih dekat dan kau akan mengerti
LOVING-GIVING-FORGIVING

Kecantikan hakiki adalah kecantikan abadi yang tak pernah berubah, tak pernah mati dan tak pernah lekang termakan zaman ataupun waktu. Kecantikan yang terpancar dari kesantunan, kelembutan, keramahan, kerendahan hati, ketaatan serta kecintaan pada Rabb dan Rasulnya. Seperti kecantikan sejati yang terpancar lewat kecerdasan Aisyah ra., kebijaksanaan Khadijah ra., ketaatan Fatimah Az Zahra, ketabahan Siti Hajar dan keimanan Siti Masyitah.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »

bismillah EmoticonEmoticon