Bertutur kata yang baik ketika pikiran, jiwa, dan raga sedang sehat juga baik, adalah biasa. Namun, bertutur kata yang baik saat emosi tidak stabil, jiwa porak poranda, dan akal sehat tak lagi di tempat, adalah luar biasa.
Luar biasanya lagi adalah ketika kita mau belajar menata hati agar tetap "bertutur kata yang baik saat marah", tak perlu sampai sumpah serapah atau mengeluarkan kata-kata yang bisa jadi lebih menyakitkan daripada penyebab marah itu sendiri, cukup didoakan saja, karena sebaik-baik balasan adalah milik Allah :)
Representatif lidah tak hanya dengan lisan, namun juga dengan tulisan. Facebook itu ibarat rumah kita, ketika kita membuka inbox, timeline, status, atau postingan-postingan orang lain kemudian kita berkomentar, dsb. adalah ibarat kita sedang bertamu. Sehingga gunakan adab bertamu sebagaimana mestinya, termasuk menutupi aib saudara sebagaimana Allah menutupinya dengan aman. Catatan malaikat kanan kiri tentunya juga akan berlaku, mereka juga bekerja di sini. Berhati-hatilah.
"esensi MENJAGA LISAN itu seperti apa sih?" tanyaku pada seorang sahabat
"menjaga lisan bukan hanya sekedar diam, berhati-hati, dan selalu mengeluarkan kata-kata yang sopan dan indah saja, itu adalah sikap setelah kita paham esensinya, dan ESENSI MENJAGA LISAN adalah MENJAGA PERASAAN orang lain (tidak menyinggung dan menyakiti), jagalah perasaan orang lain, pikirkan apa yang akan terjadi dengan perasaan orang lain juga manfaatnya ketika kita berlafazh seperti ini seperti itu, inilah yang dinamakan dari hati naik ke lidah, insya Allah jika menjaga perasaan orang lain, lisan dengan sendirinya akan terjaga, dan sistem juga akan terjaga."
#semua akan harmoni ketika kita mengerti dan mampu menempatkan diri pada diri orang lain (bukan memikirkan diri sendiri) memahami dan menjaga perasaan orang lain (dengan NIAT dan CARA YANG BAIK).
Luar biasanya lagi adalah ketika kita mau belajar menata hati agar tetap "bertutur kata yang baik saat marah", tak perlu sampai sumpah serapah atau mengeluarkan kata-kata yang bisa jadi lebih menyakitkan daripada penyebab marah itu sendiri, cukup didoakan saja, karena sebaik-baik balasan adalah milik Allah :)
Representatif lidah tak hanya dengan lisan, namun juga dengan tulisan. Facebook itu ibarat rumah kita, ketika kita membuka inbox, timeline, status, atau postingan-postingan orang lain kemudian kita berkomentar, dsb. adalah ibarat kita sedang bertamu. Sehingga gunakan adab bertamu sebagaimana mestinya, termasuk menutupi aib saudara sebagaimana Allah menutupinya dengan aman. Catatan malaikat kanan kiri tentunya juga akan berlaku, mereka juga bekerja di sini. Berhati-hatilah.
"esensi MENJAGA LISAN itu seperti apa sih?" tanyaku pada seorang sahabat
"menjaga lisan bukan hanya sekedar diam, berhati-hati, dan selalu mengeluarkan kata-kata yang sopan dan indah saja, itu adalah sikap setelah kita paham esensinya, dan ESENSI MENJAGA LISAN adalah MENJAGA PERASAAN orang lain (tidak menyinggung dan menyakiti), jagalah perasaan orang lain, pikirkan apa yang akan terjadi dengan perasaan orang lain juga manfaatnya ketika kita berlafazh seperti ini seperti itu, inilah yang dinamakan dari hati naik ke lidah, insya Allah jika menjaga perasaan orang lain, lisan dengan sendirinya akan terjaga, dan sistem juga akan terjaga."
#semua akan harmoni ketika kita mengerti dan mampu menempatkan diri pada diri orang lain (bukan memikirkan diri sendiri) memahami dan menjaga perasaan orang lain (dengan NIAT dan CARA YANG BAIK).
bismillah EmoticonEmoticon